GresikSatu | Menyambut malam Nisfu Sya’ban, warga Gresik menggelar tradisi Brahatan yang akan dilaksanakan pada Sabtu malam (24/2/2024) atau 2 minggu sebelum bulan Ramadhan tiba.
Meski ritual nisfu sya’ban dilaksanakan sebelum bulan Ramadhan, tapi sangat erat kaitannya dengan bulan Ramadhan.
Brahatan yaitu tradisi mensucikan diri dengan memohon maaf kepada tetangga atau masyarakat sekitar. Dalam ritual suci tersebut, juga disajikan jajanan seperti kupat, lepet, dan kue apem.
Budayawan Gresik, Kris Adji AW menyampaikan menjelang sore hari, warga Gresik akan ramai membawa jajanan Brahatan untuk dibawa ke musholla atau langgar.
“Tradisi ini sudah ada sejak lama, dulu seluruh warga Gresik pada sore hari akan bergiliran ke rumah tetangga satu persatu sebelum pergi ke Musholla,” ungkapnya, Kamis (22/2/2024).
Setelah sholat maghrib, mereka akan berbondong-bondong ke Musholla untuk berdoa dengan membaca yasin tiga kali dan tahlil.
“Turun dari musholla, warga akan berbagi ke tetangga. Apa yang dibagikan? yakni kupat, lepet, dan apem sebagai simbol afwun atau permohonan maaf menjelang ramadhan,” jelasnya.
Tradisi ini sebagai simbol ruwatan dengan membawa nasi kuning kupat, lepet, apem, dan jajanan khas lainnya. Jajanan apem diartikan afwan (arab) atau permohonan maaf, sedangkan kupat dan lepet simbol permohonan maaf dan saling memaafkan
“Sekarang sudah jarang yang melestarikan tradisi Brahatan, selain karena perkembangan zaman, masyarakat asli daerah juga sudah banyak yang pindak. Lokasi yang masih melestarikan budaya ini di Desa Suci dan Desa Manyar Sidomukti,” pungkasnya.