GresikSatu | Tidak semua dokter mempunyai keterlibatan di dunia sosial kemasyarakatan. Namun, hal itu bisa saja mungkin terjadi. Karena dokter juga mempunyai peran dalam dunia sosial kemasyarakatan. Seperti halnya dialami oleh Ummi Khoiroh. Namanya sudah familiar di lingkungan pemerintahan Gresik. Perempuan profesi dokter umum ini menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial Gresik.
Bagi dirinya, problematika sosial sudah banyak ditemui saat aktif di Dinas Kesehatan. Saat itu perempuan kelahiran Sumenep Madura ini menjabat sebagai Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik. Akhir Desember 2021, Ummi pun resmi menjabat Kadinsos Gresik setelah ikut serta lelang terbuka jabatan pimpinan tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Gresik.
“Saya tidak malu, bahkan saya sangat bangga karena problematika kesehatan banyak ada di Dinas Sosial,” ucapnya, Jumat (5/8/2022).
Lulusan Sarjana Pendidikan Kedokteran itu pun sudah punya banyak bekal dari beberapa keilmuan dasar dan program sosial. Termasuk rehabilitasi sosial bagi masyarakat yang bermasalah, disabilitas, HIV, TBC, dan masyarakat yang kurang sejahtera. “Dokter punya andil besar dalam memberikan edukasi dalam pola kehidupan sosial. Termasuk pola konsumsi dan perilaku masyarakat agar bisa terjamin kesehatannya,” ujarnya.
Perempuan berusia 48 tahun ini, mempunyai motivasi sendiri dalam terjun di lingkungan dunia sosial masyarakat. Bagi dirinya hal yang mendasar dalam penanganan kemiskinan adalah kesehatan. Miskin dulu, atau sakit dulu. Itulah gambaran yang ia geluti untuk masyarakat yang kurang mampu bisa terjamin kesehatannya.
“Selama ini permasalahan kesehatan baik penyakit menular maupun tidak menular di masyarakat dipengaruhi faktor ekonomi. Maka, masyarakat yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos tidak semua didaftarkan ke Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sehingga susah mencapai cakupan kesehatan semesta atau Universal health Coverage (UHC),” paparnya.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Baca Juga ” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”tag” orderby=”date”]
“Untuk itu, selama ini kami terus memanfaatkan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK) dari pemerintah pusat. Bisa mengcover kesehatan masyarakat kurang mampu atau sejahtera di Gresik. Kalau tidak memanfaatkan bantuan pusat, APBD tidak cukup,” tambahnya.
Ditegaskan Mantan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik itu, saat ini pemerintah sudah menyediakan JKN untuk masyarakat kurang sejahtera. Bahkan dirinya terus mendaftarkan data masyarakat yang masih belum masuk JKN. Nantinya ada peningkatan UHC di Kabupaten Gresik. “Alhamdulillah sampai detik ini UHC di Gresik meningkat dari sekitar 76 persen sekarang di angka 87 persen,” jelasnya.
Ummi sendiri lulus kuliah di Pendidikan Sarjana Kedokteran tahun 2001 Wijaya Kusuma, tahun berikutnya 2002 sampai 2003 berkerja di Puskesmas Gending sebagai pegawai tidak tetap (PTT). Setahun kemudian perempuan anak satu ini diterima menjadi pegawai negeri sipil (PNS) tahun 2004 diterima CPNS.
Pada Tahun 2007 Ummi pun menjadi Kepala Puskesmas Ujungpangkah, Gresik hingga di tahun 2011 berganti menjabat kepala Seksi Ibu dan Anak Dinkes Gresik. Lalu di tahun 2017 sampai 2018 berganti menjabat Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinkes Gresik, dan tahun 2019 menjabat Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik sampai tahun 2021 akhir. Secara mandiri Ummi pun juga lulus S2 Unair Surabaya, Fakultas Kesehatan Masyarakat Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan angkatan 2013.
“Mulai menjabat Dinsos akhir Desember 2021. Tepatnya tanggal 15 Desember 2021 saya masuk kantor,” katanya.
Diakuinya, awalnya dirinya berkeinginan besar atau mempunyai passion menjadi dokter layanan. Namun seiring berjalannya waktu dalam bekerja. Dirinya pun harus profesional dan amanah. Akhirnya saat ini dirinya pun menemukan keinginan yang digemari dengan semangat di dunia manajemen kesehatan.
“Manajemen itu seni, dan Bagaiamana seni itu dikelola dengan baik. Awalnya ingin jadi dokter layanan. Bahkan saat bekerja di dunia manajemen kesehatan saat itu seakan-akan menyakiti hati nurani. Namun ada benyak dukungan di lingkungan kerja dan keluarga akhirnya juga semangat di dunia manajemen kesehatan,” kelakarnya.
Saat ini, Umi Khoiroh pun masih terlibat di layanan kesehatan dan aktif di organisasi Ikaatan Dokter Indonesia (IDI) Gresik. Perempuan satu anak itu juga pernah mengajar menjadi Dosen di Akbid Delima Persada dan Akbid Mandiri Gresik. “Saat itu masih di Dinas Eksehatan, dan materi yang disampaikan kepada mahasiswa tentang kebijakan kesehatan,” katanya memungkasi. (faiz/aam)