Menikmati Kopi di Kota Lama Gresik dengan Nuansa Bangunan Kolonial

GresikSatu | Kota Gresik kini memiliki destinasi kuliner yang tidak hanya menyuguhkan kenikmatan kopi pilihan, tetapi juga menawarkan pengalaman sejarah yang autentik. Kedai Peti Kopi, yang terletak di kawasan heritage Bandar Grissee, menjadi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Kedai ini beroperasi di sebuah bangunan cagar budaya bernama Rumah Batik Gajah Mungkur yang berdiri sejak tahun 1898. Bangunan bergaya kolonial ini memiliki arsitektur klasik yang tetap terjaga dan memikat banyak pengunjung. Di dalamnya, suasana tempo dulu semakin terasa dengan koleksi barang antik seperti brankas besi, lampu majorika, serta perabot kayu khas era kolonial.

Guslan Gumilang, pemilik Peti Kopi, menjelaskan bahwa konsep kedainya adalah memadukan warisan sejarah Gresik dengan seni menyeduh kopi berkualitas. Kolaborasi dengan Rumah Batik Gajah Mungkur dilakukan agar pengunjung dapat menikmati pengalaman ngopi sekaligus menelusuri keindahan sejarah Gresik.

Baca juga:  Kisah KH Syafi'i Tokoh Desa Pongangan yang Punya Kesaktian Ilmu Lipat Bumi

Bandar Grissee ini sudah dikenal sampai Eropa, makanya banyak wisatawan dari negara seperti Belanda, Perancis, dan Jerman yang berkunjung. Mereka tidak akan melewatkan kesempatan menikmati kopi di kedai ini,” ujar Guslan, Rabu (29/1/2025).

Biji kopi yang disajikan di Peti Kopi merupakan pilihan dari berbagai daerah di Indonesia. Kopi robusta asal Dampit Malang dan Lampung menjadi unggulan, sementara varian arabika dari Gunung Kawi Blitar juga digemari wisatawan.

Frank Drygala, wisatawan asal Berlin, Jerman, memuji robusta Lampung yang memiliki rasa kuat dan khas. Di sisi lain, Jan Hoksbergen, turis asal Belanda, lebih menyukai kopi arabika Blitar yang lembut, diseduh dengan metode Siphon untuk menjaga aroma dan cita rasanya.

Selain biji kopi lokal, Peti Kopi juga menawarkan kopi premium dari luar negeri seperti Jerman dan Brazil. Metode penyeduhan yang tersedia pun beragam, mulai dari Vietnam Drip, V60, Mokapot, hingga Satanley Pourover, memberikan kebebasan bagi pengunjung untuk menikmati kopi sesuai selera.

Baca juga:  Inilah 5 Tradisi Khas Gresik Menjelang Lebaran, Apa Saja?

Tak hanya kopi, interaksi antara barista dan pengunjung menjadi salah satu keunikan di Peti Kopi. Pengunjung dapat melihat langsung proses penyeduhan di meja bar, menciptakan suasana yang akrab dan hangat.

Soal harga, Guslan memastikan kopi di Peti Kopi dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Menu kopi robusta Vietnam Drip dihargai mulai Rp 10.000, sementara kopi arabika lokal dijual Rp 17.000. Untuk kopi arabika eksklusif dari Eropa, harganya berkisar di angka Rp 25.000.

Dengan keunikan yang ditawarkan, Kedai Peti Kopi berhasil memikat hati para pecinta kopi dan wisatawan yang ingin merasakan kenikmatan kopi di tengah pesona bangunan kolonial Kota Lama Gresik.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler