GresikSatu | Lontong Roomo menjadi salah satu makanan khas Gresik yang banyak diburu di Bulan Ramadan. Salah satu makanan khas Kota Pudak ini perlahan kian langka. Karena tidak banyak ditemukan penjual makanan olahan bumbu santan kepala dan udang itu.
Masyarakat juga menyebut makanan khas Gresik ini dengan sebutan Sego Roomo. Karena bisa dinikmati dengan nasi atau lontong. Tergantung selera penikmatnya. Salah satunya bisa ditemukan di kawasan jalan KH. Abdul Karim Kecamatan Gresik Kota.
Penjual lontong Roomo di Gresik Kota Dewi Halimah mengatakan, biasanya makanan lontong Roomo ini disajikan dengan pincuk daun pisang mirip dengan bubur. Dengan khas bumbu berwarna coklat kemerahan.
“Bagi pelanggan yang beruntung, mendapat bumbu yang paling kental. Biasanya terdapat pada bagian paling atas dari wadah bumbu. Biasa disebut dengan bumbu langitan,” ucapnya, Rabu (13/4/2022).
Perempuan berusia 49 tahun itu sudah sekitar 15 tahun berjualan makanan yang semakin jarang ditemukan. Bahkan di Desa Roomo Manyar asal usul makanan ini, juga sangat jarang ditemukan penjual makanan ini.
“Sudah diwariskan secara turun temurun, saya meneruskan dari ibu. Alhamdulillah tetap laku dan punya pelanggan setia,” ujarnya.
Dewi menyebut, makanan khas gresik ini seiring berkembangnya zaman, komposisi lontong Roomo pun mengalami perubahan karena beberapa faktor. Mulai kesulitan bahan baku hingga selera masyarakat.
“Khususnya, pada kombinasi sayur yang sulit dicari di pasaran. Misalnya daun bakau, daun alur atau sayur kucuk. Termasuk kerupuk rambak yang memiliki harga yang relatif tinggi,” jelasnya.
Jika bahan baku sulit didapat, Dewi pun terkadang mengganti dengan bahan serupa. Misalnya daun singkong dan kerupuk biasa. “Yang penting tidak merubah cita rasa makanan,” imbuhnya.
Selama Ramadhan, Ibu tiga anak itu membuka lapaknya sejak pukul 15.00 WIB hingga menjelang Isya’. Dengan rata-rata menjual 50 lebih bungkus lontong Roomo. “Satu bungkus Rp 10 ribu,” tambahnya. (faiz/sah)