Momen Dramatis Peserta Jambore di Bawean Gresik Dievakuasi Menggunakan Pesawat Casa TNI-AL

GresikSatu | Seorang peserta Jambore Gresik 2023 di Pulau Bawean, mengalami kecelakaan tertimpa terop acara saat berada di di Lapangan Desa Sukalela, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean

Peserta tersebut mengalami penggumpalan di bagian kepala. Keadaan darurat ini pun langsung disampaikan panitia. Evakuasi peserta Jambore pun berlangsung dramatis. Ia dijemput menggunakan Pesawat Casa TNI-AL U-6215.

Pesawat milik TNI-AL itu, landing sekitar 08.00 WIB, dan take of sekitar pukul 08.39 WIB, Selasa (17/10/2023) di Bandar Udara Harun Thohir, Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Bawean. 

Sekretaris Kwarcab Gresik Kartini mengatakan, peserta yang mengalami kecelakaan tertimpa terop berinisial (APS) asal Wringinanom, Gresik. Korban diterbangkan dari Bandara Harun Tohir Bawean menuju Bandara Internasional Juanda, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Baca juga:  Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Pulau Gili Bawean, Mulai Progres Pembangunan 

“Korban berusia 14 tahun mengalami penggumpalan di bagian kepala. Pihak RSUD Umar Masud Bawean merekomendasikan untuk dirujuk dan penanganan yang lebih canggih,” katanya, Selasa (17/10/2023).

Dijelaskan, kronologis kecelakaan itu bermula, saat korban bersama temannya hendak melakukan sholat duhur di Mushola pada Senin (16/10/2023), kemarin. Saat perjalanan itu lah, bersamaan dengan angin kencang kemudian terop di lokasi roboh menimpa dua peserta.

“Sebenarnya korban bersama dua temannya. Kedua temannya mengalami luka ringan, sedangkan korban mengalami luka berat,” paparnya.

Sementara itu, Dirut RSUD Umar Mas’ud Bawean drg Helizamah menambahkan, dari hasil pemeriksaan radiologi di RS, ada tulang kepala yang retak, dan untuk  mengetahui adanya pendarahan perlu dilakukan CT Scan.

Baca juga:  Bantuan PKH Inklusif Rp 500 Ribu, Sasar Ratusan Warga Pulau Bawean 

“Karenanya pasien perlu dirujuk untuk  mendapatkan penanganan lanjutan,” ujarnya.

Dari kasus ini, lanjut drg Helizamah, dibutuhkan Dokter spesialis bedah syaraf. Di RSUD Umar Mas’ud hanya ada dokter spesialis bedah umum.

“Mulai dari dievakuasi ke RSUD Umar Mas’ud sampai ke pesawat, korban dalam kondisi stabil. Meskipun belum sadar,” tambahnya.

Sedangkan di pesawat, korban didampingi dokter pendamping, dan perawat dari RSUD Umar Masud Bawean, perawat Dinkes, perawat pendamping pramuka, dan Pembina Pendamping Pramuka. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img