GresikSatu | Kasus pencurian sepeda motor yang dilakukan tiga bocah di bawah umur di Gresik mengejutkan banyak pihak.
Mereka tidak hanya nekat mencuri, tetapi juga menjual motor hasil curian dengan harga yang sangat murah, hanya Rp150 ribu, kepada orang asing.
Hasil dari penjualan itu, mereka gunakan untuk jalan-jalan dan bermain game. Mirisnya aksi mereka sudah dilakukan sebanyak empat kali dengan TKP yang berbeda-beda.
Ketiga Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH) tersebut berinisial F (12), HR (9), dan HR (10).
Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz, menjelaskan bahwa kasus ini kini dalam tahap penyidikan dan sudah dilimpahkan ke Balai Pemasyarakatan (Bapas) untuk penanganan lebih lanjut.
“Kami bekerja sama dengan Bapas dan Dinas Sosial dalam menangani kasus ini mengingat pelaku masih di bawah umur,” kata Abid saat ditemui di Mapolres Gresik, Kamis (20/3/2025).
Modus pencurian ini terbilang sederhana. Ketiga bocah tersebut mengambil motor dengan cara mendorongnya hingga jauh dari lokasi awal. Setelah itu, mereka menjualnya secara sembarangan kepada orang asing.
“Mereka menjual motor hasil curian seharga Rp150 ribu, uangnya dipakai untuk bermain di Timezone dan jalan-jalan ke Surabaya,” ungkap Abid.
Polisi menemukan bahwa para bocah ini telah beraksi di empat Tempat Kejadian Perkara (TKP), meski hanya satu motor yang berhasil diamankan sebagai barang bukti. Berikut rinciannya:
- TKP 1: Alun-alun Gresik, motor sempat diamankan namun kemudian hilang saat dititipkan di parkiran Malik Ibrahim.
- TKP 2: Dekat Ramayana, motor dijual kepada orang tak dikenal dengan harga Rp150 ribu.
- TKP 3: PPS Manyar, korban memutuskan untuk tidak melanjutkan proses hukum.
- TKP 4: Pulopancikan, satu-satunya lokasi di mana motor curian berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.
Abid memastikan bahwa pencurian ini dilakukan murni atas inisiatif para bocah, tanpa campur tangan orang tua atau pihak lain.
“Tidak ada yang menyuruh mereka. Bahkan, dari pemeriksaan ditemukan 18 kunci motor yang mereka kumpulkan sendiri dari berbagai tempat,” ujarnya.
Saat ini, polisi terus berkoordinasi dengan Bapas dan Dinas Sosial untuk menentukan langkah terbaik dalam menangani ketiga ABH tersebut, mengingat usia mereka yang masih sangat muda.