GresikSatu | Memasuki datangnya musim penghujan, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Gresik melakukan mitigasi rendaman air yang menyebabkan kerusakan tanaman akibat banjir.
Ancaman gagal panen yang terjadi pada 2022 kemarin, dipastikan tidak terulang lagi di tahun ini. Dispertan Gresik melakukan antisipasi penanganan agar bencana bisa dikendalikan.
Kepala Dispertan Gresik Eko Anindito Putro mengatakan untuk upaya mitigasi lahan rawan banjir dilakukan pelatihan dengan sekolah lapang iklim serta mengoptimalkan bantuan berupa pompa Air, embung, serta perbaikan dan normalisasi saluran irigasi dari saluran tingkat desa maupun jalur air utama agar dampak banjir dapat diminimalisir.
“Salah satunya dengan pemanfaatan waduk yang ada sesuai fungsinya dikala banjir,” ungkapnya, Kamis (23/11/2023).
Selain ancaman banjir, hal yang perlu diwaspadai oleh petani adalah serangan hama tikus. Pihaknya menyarankan kepada petani untuk mendaftarkan diri ke Asuransi Usaha Tani Padi, agar bila terjadi gagal panen akibat hama tikus bisa mendapatkan ganti rugi.
“Sebaiknya menggunakan barrier plastik pada daerah rawan tikus, kalo perlu mengajukan bantuan umpan tikus untuk dilaksanakan gerakan bersama mengendalikan tikus,” terangnya.
Dispertan Gresik bahkan telah melakukan sosialisasi dan pendampingan tanam secara serempak serta pengamatan secara berkala adanya serangan hama.
“Bila terjadi serangan hama bisa segera melapor ke petugas pengendali organisme penganggu tumbuhan (POPT) untuk ditindaklanjuti,” pungkasnya. (ovi/aam)