GresikSatu | Pemerintah Kabupaten Gresik menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2026.
Kegiatan yang berlangsung di lantai 4 Kantor Bupati Gresik pada Jumat (21/3/2025) ini, menjadi bagian dari rangkaian penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gresik 2025-2029.
Musrenbang kali ini menitikberatkan pada tiga sektor utama, yakni kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gresik, Edi Hadi Siswoyo menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan forum penting dalam menentukan arah pembangunan daerah ke depan.
“Musrenbang RKPD menjadi landasan dalam penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran pembangunan daerah. Ini harus selaras dengan RPJMD, serta kebijakan nasional dan provinsi,” jelasnya.
Ia menambahkan, Pemkab Gresik mengusung tema Percepatan Transformasi Sosial Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan Didukung dengan Tata Kelola Pemerintahan yang Adaptif.
Tema ini, kata dia, sejalan dengan visi pembangunan Gresik yang maju dan berkelanjutan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menyusun rencana pembangunan.
Ia menilai, perencanaan yang baik harus mencerminkan kebutuhan riil masyarakat dan sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Kita perlu bersama-sama menghapus ketimpangan wilayah, mendorong pemerataan pembangunan, serta berbenah dalam menyelesaikan permasalahan yang ada,” ujar Gus Yani—sapaan akrab Bupati Gresik.
Ia menyoroti sejumlah isu krusial, salah satunya di sektor kesehatan. Gus Yani menyebut, masih banyak tantangan, termasuk persoalan 192 diagnosa yang tidak boleh langsung dirujuk ke rumah sakit.
“Artinya masyarakat harus ke klinik terlebih dulu. Sementara kita belum siap karena belum ada layanan rawat inap di Puskesmas. Maka anggaran efisiensi ini akan kita dorong untuk mempercepat pembangunan layanan rawat inap di masing-masing Puskesmas,” jelasnya.
Di sektor pendidikan, Pemkab Gresik akan fokus pada perbaikan infrastruktur sekolah yang rusak serta penggabungan sekolah dengan jumlah murid yang sedikit.
“Infrastruktur sekolah kita banyak yang kondisinya memprihatinkan. Maka kami akan beri waktu pada dinas pendidikan untuk melakukan merger murid di sekolah yang minim siswa, dikumpulkan di sekolah yang masih representatif. Nah, di situ nanti bangunan akan kita perkuat,” tegasnya.
Adapun dalam bidang lingkungan hidup, peningkatan pengelolaan sampah menjadi fokus utama. Pemkab Gresik akan menghentikan praktik open dumping dan mendorong optimalisasi TPS 3R serta fasilitas pengelolaan sampah lainnya.
“Kita sudah mulai memilah sampah dengan RDF. Sekarang tinggal peningkatan kapasitasnya agar pengelolaan lebih maksimal,” ungkapnya.
Selain tiga sektor utama tersebut, Pemkab Gresik juga menyiapkan sejumlah langkah strategis seperti pembangunan kolam retensi di Kecamatan Kedamean atau Balongpanggang untuk mengatasi banjir Kali Lamong. Peningkatan kualitas jalan poros desa pun menjadi prioritas guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Tak kalah penting, Gus Yani menyebut pentingnya sinergi dengan daerah sekitar seperti Surabaya, Lamongan, dan Sidoarjo dalam pembangunan infrastruktur regional.
“Kami mengundang seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan Gresik. Bersama kita wujudkan Gresik yang lebih maju dan sejahtera,” pungkasnya.