Nasib Warga Gili Timur Bawean Gresik Antar Pasien Gunakan Perahu Nelayan, Kapal Ambulans Dipertanyakan 

GresikSatu | Keberadaan kapal Ambulans salah satu fasilitas kesehatan bagi warga Dusun Gili Timur, Desa Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, hampir tidak dirasakan warga setempat.

Pasalnya ambulan bantuan dari Pasar Modal Indonesia itu,diproyeksikan untuk mengantarkan warga Gili Timur jika membutuhkan rujukan menuju RS daratan. Namun, sejak April 2022 lalu, dua tahun berjalan. Kapal Ambulans yang dibawa ke Pulau Bawean, belum ada manfaat yang diterima warga Dusun Gili Timur.

Terbaru, salah satu warga Dusun setempat, hendak akan dirujuk ke Rumah Sakit. Pasien yang mengalami gejala penyakit struk itu, harus menggunakan perahu nelayan untuk menyeberang ke Pulau Bawean.

Diketahui, Pulau Gili Timur berada di seberang Pulau Bawean. Untuk menyeberang ke Pulau Bawean, masyarakat harus menggunakan kapal sekitar 30 menit. Dengan adanya kapal Ambulans laut itu, bisa mempermudah layanan kesehatan yang sewaktu – waktu ada tindakan darurat.

Baca juga:  Ribuan Pelari Meriahkan Bhayangkara Petro Grissee Run 2024 

Salah satu warga Gili Timur, Halisah mengatakan pasien yang mengalami gangguan penyakit struk, dan harus dirujuk kemarin, Rabu (18/9/2024) sekitar pukul 07.30 WIB.

“Pasien harus dirujuk menggunakan kapal nelayan. Masyarakat Gili Timur tidak merasakan bantuan kapal Ambulans, padahal bantuan itu diprioritaskan kepada masyarakat Gili Timur,” ungkapnya, Kamis (19/9/2024).

Hal tersebut, patut menjadi perhatian pihak yang terkait. Terlebih Pemkab Gresik, yang saat itu memberikan bantuan simbolis bantuan kapal Ambulans tersebut.

“Kami khawatir sewaktu waktu ada warga yang hamil harus dirujuk. Karena urusannya nyawa. Jangan sampai menunggu kejadian yang tidak diinginkan,” tandasnya.

Kades Sidogedungbatu, H Supar, sudah mewanti-wanti agar kapal Ambulans itu dikelola oleh masyarakat Gili Timur.

“Sewaktu ada kunjungan Bupati, saya sudah sampaikan untuk kapal Ambulans diparkir di pelabuhan Gili bukan Pamona, serta kapal tersebut harus dirawat oleh warga Gili. Karena sudah tau peta medan laut,” paparnya.

Baca juga:  Ditetapkan Tersangka, Mantan Kepala Sekolah MTs Nurul Islam Meyesal dan Minta Maaf

Diakuinya, kapal tersebut memang tidak dirasakan oleh masyarakat Gili Timur. Apalagi saat ini, kapal masih dalam perbaikan.

“Kalau terus seperti ini, kapal Ambulan laut tidak dirasakan. Padahal warga Gili Timur sangat membutuhkan,” tandasnya.

Sementara itu, penanggung jawab kapal ambulans Kepala Puskesmas Sangkapura drg Syaiful Mami, mengatakan kapal Ambulans masih dilakukan perbaikan. Setelah sebelumnya, ondisi kapal ambulans sudah mengalami kerusakan selama kurang lebih satu tahun.

“Kerusakan itu, meliputi kaca yang rusak, dan kebocoran. Saat ini, masih progres pengecatan,”ucapnya.

Untuk itu, pihaknya sudah berencana memperbaiki kapal tersebut di anggaran APBD tahun 2024. Dengan nilai Rp 25 juta.

“Kita akan mempercepat proses perbaikannya,” ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya tidak bisa menargetkan kapan perbaikan selesai. Lantaran, docking kapal atau perbaikan kapal tidak di galangan kapal. Melainkan diperbaiki nelayan sekitar.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img