GresikSatu | Kasus yang menimpa BAP (16) siswa SMK di Wilayah Kecamatan Driyorejo Gresik masih terus bergulir. Pihak keluarga menyatakan menolak untuk berdamai dan meminta keadilan agar para pelaku pengeroyokan segera ditangkap dan dijatuhi hukuman yang setimpal.
Aris Pujianto(45) ayah korban mengatakan, sejumlah keluarga terduga pelaku telah mendatangi rumahnya dan meminta maaf. Namun, pihaknya menolak untuk berdamai. Karena kasus pengeroyokan kepada anaknya adalah murni tindak pidana, lantaran anaknya dianiaya beramai ramai hingga mengalami luka.
“Sebagai sesama orang tua kami memaafkan. Tapi terkait kasus hukumnya terhadap para pelaku, saya serahkan kepada pihak berwajib untuk ditangani sesuai hukum yang berlaku,” ungkapnya, Kamis (6/10/2023).
Dari pengakuan korban BAP dan temannya, lanjut dia, pelaku pengeroyokan berjumlah lebih dari tiga orang. Bahkan pelaku ada yang sudah tidak sekolah.
“Kalau pengakuan anak saya pelakunya lebih dari tiga orang. Anak saya sudah meminta maaf tapi tetap saja dihajar. Bahkan mulut anak saya ditampar dengan sandal,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, korban pengeroyokan siswa di Kecamatan Driyorejo, masih trauma dan tidak mau bersekolah. Korban BAP masih teringat ancaman pelaku.
Hal tersebut disampaikan oleh Ayah korban, Aris Pujianto (45) warga Surabaya, yang domisili di Desa /Kecamatan Menganti, Gresik. Anak berusia 16 tahun itu, masih trauma tidak mau bersekolah, bahkan minta pindah domisili ke Surabaya.
“Anak saya masih ingat pesan pelaku yang megancam dengan kata-kata, “Mene koen tak entek o mane” (besok kamu tak habisi lagi),” ungkapnya, Selasa (3/10/2023).
Menurut Aris, keluarganya sempat meminta tanggungjawab ke sekolah, pada Rabu pagi (8/9) lalu. Sebelum akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Polres Gresik. Saat itu, pihak sekolah malah seakan-akan menyalahkan korban.
“Pihak sekolah tidak mengakui anak saya dipukul. Hingga akhirnya saya lapor ke Polres Gresik,” jelasnya. (faiz/aam)