GresikSatu | Banjir rob kembali melanda wilayah utara Gresik akibat fenomena pasang laut. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, lima kecamatan terdampak banjir rob, yakni Panceng, Ujungpangkah, Bungah, Manyar, dan Kebomas.
Di Kecamatan Panceng, Desa Campurejo dilaporkan mengalami genangan di jalan lingkungan desa. Sementara itu, Kecamatan Ujungpangkah menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak, dengan Desa Pangkahkulon mencatat 150 rumah di Dusun Kalingapuri terendam banjir. Desa Pangkahwetan di kecamatan yang sama juga tidak luput dari genangan.
Di Kecamatan Bungah, Desa Tajungwidoro tercatat mengalami banjir rob, sedangkan di Kecamatan Manyar, Desa Banyuwangi turut terdampak. Di Kecamatan Kebomas, Desa Sukorejo menjadi wilayah terdampak dengan sekitar 63 rumah tergenang air dengan ketinggian rata-rata 30 hingga 40 cm.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, FX Driatmiko Herlambang, menyatakan bahwa banjir rob ini merupakan akibat dari pasang laut yang terjadi pada malam hari.
“Ketinggian air mencapai sekitar 30 sentimeter. Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk langkah penanganan,” ujarnya.
Miko, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa banjir rob umumnya terjadi pada malam hari, sekitar pukul 20.00 hingga 23.00 WIB, dan mulai surut pada pagi hingga siang hari. Fenomena ini menjadi rutinitas yang dihadapi warga di wilayah pesisir Gresik.
Salah satu warga Ujungpangkah, Yibi, mengungkapkan bahwa banjir rob biasanya berlangsung singkat. “Kalau pagi dan siang, air berangsur surut. Tapi biasanya habis maghrib, air mulai naik lagi,” katanya.
BPBD Gresik mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi yang tinggal di wilayah pesisir. Langkah antisipasi dan kesiapan menghadapi banjir rob diharapkan dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan.