GresikSatu | Beberapa bulan kedepan, masyarakat Kabupaten Gresik akan melakukan pemilihan kepala daerah (Pilkada 2024), pada tanggal 27 November 2024 nanti.
Tentunya, calon Incumbent petahana Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, akan kembali mengikuti kontestasi pesta demokrasi ini. Seberapa besar peluang Gus Yani kembali ke kekuasaan.
Pengamat politik Prof Abd Chalik mengatakan dari hasil beberapa riset dilakukan, Incumbent itu memiliki peluang yang lebih tinggi di permukaan dibanding pendatang baru.
Lantaran Incumbent berada di kekuasaan, yang memiliki akses langsung terhadap seluruh SDM Pemerintahan. Baik aparatur, jaringan, sampai kepada kapital lain yang bisa dikapitalisassi oleh Incumbent menjadi kekuatan politik.
“Dalam konteks ini, Gus Yani sebagai Incumbent di permukaan maupun di atas kertas, berpeluang lebih besar dibandingkan mereka yang akan menjadi pendatang baru,” ungkapnya, Kamis (9/5/2024).
Namun, Profesor bidang ilmu politik Islam itu, menyebut ada beberapa tantangan yang dihadapi Incumbent. Yakni, ketika menentukan pendamping tidak selaras dengan kemauan publik, maka akan menjadi batu sandungan yang akan menggerus elektabilitas calon yang berposisi sebagai Incumbent.
“Posisi Incumbent, dan posisi pendamping sebagai Wakil Bupati sangat menentukan,” jelasnya.
Kedua, faktor dukungan partai yang masuk kategori mayoritas atau mayoritas tunggal (Single mayority Red). Misalnya, satu dua partai politik yang hanya kisaran dibawah 50 Persen dari total pendukung suara di wilayah. Maka peluang untuk kembali berkuasa, menjadi tantangan tersendiri.
“Beda lagi dengan kekuatan partai singgle mayority, atau menjadi calon tunggal beda lagi,” ujar Dekan di Fisip UINSA itu.
Ketiga, tantangan Incumbent itu sudah punya rekam jejak. Ada rekam jejak baik, dan tidak baik. Nah, rekam jejak tidak baik ini, akan mudah diekploutasi dan modal oleh lawan kepada Incumbent.
“Seperti halnya, kebijakan dari Gus Yani yang tidak sesuai target, akan menjadi salah satu batu sandungan oleh Gus Yani pada saat kampanye, debat, hingga bertemu langsung dengan masyarakat,” terang pria yang pernah jadi Aktivis PMII itu.
“Saya melihat bahwa Gus Yani maupun yang lain, dalam konteks ini, menjadi salah satu kompetisi yang sangat luar biasa di Gresik. Kalau dilihat sisi permukaan Gus Yani lebih besar, tapi akan berubah 180 derajat manakala tiga aspek catatan diatas, tidak bisa dimaksimalkan. Sehingga memberikan ruang kepada lawan untuk menjegal,”tambah pria kelahiran Bondowoso itu.