GresikSatu | Proyek pembangunan Gedung Polsek Tambak di Pulau Bawean, Gresik, resmi dimulai. Sejumlah alat berat, material bangunan, serta para pekerja telah terlihat di lokasi pembangunan.
Lokasi Pembangunan berada di samping pintu masuk Bandar Udara Harun Thohir, tepatnya di Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik.
Di lapangan, aktivitas pengurukan dan perataan tanah tengah berlangsung. Area proyek pun telah diberi pagar pembatas sebagai bentuk pengamanan dan penataan wilayah konstruksi.
Kepala Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DCKPKP) Gresik, Ida Lailatus Sa’diyah, mengatakan pembangunan berada di atas lahan milik aset Pemerintah Kabupaten Gresik.
“Pada tahap awal ini, agar progres tidak terhambat, kami prioritaskan pembangunan pagar terlebih dahulu. Selanjutnya baru pembangunan gedung induk Polsek yang akan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Kapolda Jatim dan Bupati Gresik,” jelasnya, Jumat (11/4/2025).
Gedung induk Polsek Tambak ini dirancang satu lantai dengan anggaran pagu mencapai Rp5 miliar. Selain gedung utama, proyek ini juga mencakup pembangunan masjid, rumah dinas, dan pagar keliling.
“Diperkirakan pengerjaan akan rampung dalam waktu lima bulan atau sekitar bulan September mendatang,” tambah Ida.
Kapolsek Tambak, AKP Saifudin, menyambut baik proyek pembangunan ini. Ia menilai, keberadaan gedung baru akan menjadi solusi atas kondisi Mapolsek lama yang sudah tak layak pakai.
“Bangunan Polsek saat ini cukup memprihatinkan. Rumah dinas pun banyak yang kosong dan tidak dihuni anggota karena kondisinya kurang layak. Kami berharap proyek ini berjalan lancar. Lokasinya juga sangat strategis, dekat dengan bandara dan area Labuhan, tempat bersandarnya kapal-kapal besar yang melintas Bawean,” ujarnya.
Sebagai informasi, proyek ini dimenangkan oleh CV Mitra Utama yang beralamat di Sumenep, Madura, dengan nilai kontrak Rp4.837.487.865,10, dari harga perkiraan sendiri (HPS) senilai Rp5 miliar.
Untuk diketahui, bangunan lama Polsek Tambak telah berdiri di atas lahan milik warga selama lebih dari 30 tahun. Fasilitas yang tersedia hanya gedung induk, musholla, dan rumah dinas. Namun kondisi bangunan sudah memudar dan secara kasat mata tampak seperti gudang.