GresikSatu | Tingginya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit sapi di Gresik mendapatkan atensi dari pemerintah Gresik. Data terbaru, sebanyak 4 ribu lebih sapi ternakan yang terinfeksi penyakit ini. Wabah ini bahkan sudah menyebar di 14 kecamatan Gresik.
Agar wabah PMK bisa dikendalikan, pemerintah melarang para peternak agar tak menjual sapi ternaknya ke luar Gresik. Disamping itu, Pemkab Gresik juga melarang warganya untuk membeli sapi dari luar daerah Gresik. Meski demikian, Pemkab mengeklaim, kebutuhan stok sapi untuk kurban di Gresik masih terbilang aman.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anindito Putro mengatakan, data kebutuhan sapi kurban di Gresik tahun kemarin ada sebanyak 3.665 sapi. Data itu kurang lebih sama dengan tahun ini, sehingga dipastikan stok sapi kurban aman.
“Kami pastikan para peternak sapi di Gresik bisa memenuhi kebutuhan sapi kurban. Dari data yang diberikan, ada sebanyak 9.530 sapi milik peternak gresik yang siap untuk dijadikan hewan kurban,” katanya, Senin (20/6/2022).
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Baca Juga ” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”tag” orderby=”date”]
Sekedar diketahui, Kabupaten Gresik masuk dalam zona merah karena angka penyebaran PMK pada sapi ternak semakin meluas. Dari data Distan, ada 4 ribu lebih sapi terjangkit PMK. Wabah itu menyebar di 14 Kecamatan dengan total 96 desa di Kabupaten Gresik yang sudah terkena wabah PMK.
“Masoh zona merah, semoga wabah ini bisa dikendalikan agar para peternak tidak merugi terlalu besa,” bebernya.
Meski angka terjangkitnya besar, Pemkab merilis ada sapi yang sudah dinyatakan sembuh dari penyakit mulut dan kuku ini. Datanya sebanyak 779. Sedangkan 99 ekor mati dan 161 dilakukan pemotongan paksa. (aam)