GresikSatu | Wilayah selatan Kabupaten Gresik, khususnya kawasan Menganti dan Driyorejo, tengah mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat akibat masifnya pembangunan perumahan baru. Namun, perkembangan ini turut memunculkan tantangan baru di bidang pendidikan.
Meningkatnya jumlah lulusan sekolah dasar (SD) setiap tahun tidak diimbangi dengan ketersediaan sekolah menengah pertama (SMP) negeri. Akibatnya, banyak siswa terpaksa melanjutkan pendidikan di luar Kabupaten Gresik.
Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Dr A Syifaul Qulub, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengkaji rencana pendirian SMP negeri baru di wilayah tersebut. Kajian ini menjadi langkah penting agar pembangunan sekolah tidak menimbulkan masalah di kemudian hari, terutama bagi sekolah swasta yang sudah ada.
“Kajian yang komprehensif sangat penting. Kita harus memastikan bahwa pendirian SMP negeri ini tidak menyebabkan gejolak, terutama bagi sekolah swasta yang sudah ada di kawasan tersebut,” jelasnya, Minggu (5/1/2025).
Ia menjelaskan, saat ini Kabupaten Gresik memiliki 35 SMP negeri dan 87 SMP swasta. Namun, sebagian besar sekolah swasta masih kekurangan siswa sehingga membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah.
“Kami ingin memastikan tidak ada kesenjangan antara sekolah negeri dan swasta,” tambahnya.
Disamping itu pembangunan SMP negeri di wilayah Menganti dan Driyorejo harus memperhitungkan potensi dampak sosial dan keberlanjutan.