GresikSatu | Meningkatnya angka penderita HIV (human immunodeficiency virus) di Kabupaten Gresik mendapat perhatian. Mayoritas dari penderita tersebut akibat hubungan seks lelaki sesama lekaki (LSL).
Interaksi hubungan seks yang tidak yang tidak sehat mendapat perhatian dari Ketua DPRD Gresik Muchammad Abdul Qodir. Menurut dia, perkara tetsebut harus segera ditanggulangi oleh Pemerintah.
“Pemerintah harus bekerja sama (kplaborasi) dengan Alim Ulama. Karena ada perilaku seks yang menyimpang,” katanya, Sabtu (24/9/2022).
Perilaku kaum nabi Lut ini sangat amoral. Kendati demikian, ujar dia meningkatnya angka penularan HIV juga disebabkan dari para pengguna narkotika.
“Jadi ini juga yang harus diantisipasi. Pemerintah harus melakukan kampanye pemerintah besar-besaran. Serta peran Satpol PP dalam menegakkan Perda tentang Narkotika, ketentraman masyarakat umum,” tutur Ketua DPC PKB Gresik itu.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Berita Terkait” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”cat” orderby=”date”]
Bagaimana nanti kemudian, tambah politisi F-PKB itu lokasi-lokasi yang disinyalir menjadi tempat maraknya peredaran narkoba, termasuk seks yang menyimpang bisa ditekan,” tambahnya memungkasi.
Sebelumnya, penularan virus HIV (human immunodeficiency virus) menjadi perhatian serius bagi kalangan masyarakat Gresik. Lantaran kasus tersebut dalam tahun ini terus meningkat. Mayoritas faktor resiko penyebab peningkatannya akibat LSL (lelaki suka lelaki).
Dari data Dinkes Gresik, penemuan kasus HIV tahun 2021 sebanyak 65 pasien. Meningkat 40 pasien di tahun 2022 ini. Dengan total ada sebanyak 105 pasien sampai bulan Agustus.
“Dari jumlah 105 tersebut, faktor resiko penularan yang paling banyak adalah lelaki suka lelaki (LSL). Dengan prosesntase 46 persen,” ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik dr Puspitasari Whardani.
Sedangkan prosentase 54 persen bermacam-macam faktor. Untuk faktor terbanyak kedua setelah LSL penyebab gejala HIV yakni, dari faktor resiko wanita pekerja seks (WPS). Ketiga, pasangan dari pasien positif HIV.
“Saat ditemukan pasien HIV positif, maka petugas kesehatan akan melaksanakan pemeriksaan kepada pasangan tersebut,” jelasnya. (Faiz/Tov)