GresikSatu | Sektor pariwisata di Pulau Bawean menjadi daya tarik perhatian para wisatawan. Namun, sejauh ini banyak wisata di Bawean belum memenuhi syarat CHSE Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan).
Salah satu faktor utamanya, kebersihan. Banyak wisata di Bawean masih belum bisa membawa kesadaran masyarakat, membuang sampah pada tempatnya.
Hal itu disampaikan anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki saat kunjungan kerja di Ekowisata Mangrove Superberu Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean. Pihaknya menekankan kepada masyarakat Bawean pentingnya kebiasaan membuang sampah di tempatnya. Apalagi sektor wisata.
“Awalnya dari kemauan para Pokdarwis lalu kesadaran kebudayaan wisata yang bersih,” ucapnya saat memberikan sambutan acara Sosialisasi Peningkatan Kualitas Pengelolaan dan Jejaring Wisata di Kabupaten Gresik, Jumat (1/7/2022).
Politisi Fraksi PAN itu menyebut, peningkatan kualitas sarana prasarana juga dibutuhkan di wisata Pulau Bawean. Kedepan, pihaknya akan berkoordinasi dengan mitra kerjanya Kemenparekraf RI, agar bisa membantu fasilitas wisata di Pulau Bawean.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Baca Juga ” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”tag” orderby=”date”]
“Minta doa restu, agar bisa terus memberikan pelayanan dan bantuan untuk wisata Bawean,” tutur anggota DPR RI dapil Jatim X (Lamongan – Gresik).
Perwakilan Kemenparekraf RI Wisnu Sriwijaya Recodimus menyampaikan, untuk peningkatan kualitas wisata. Tentu paradigma yang dibawa wisatawan yaitu, aman, nyaman dan bersih lingkungan.
“Mulai bersih lingkungan ini, bagaimana kita menjaga sampah plastik di wisata, seperti halnya di Wisata Mangrove Superberu ini,” ucapnya.
Karena wisatawan yang berkunjung ke wisata jelas Koordinator Pengembangan Destinasi 1 area IV Kemenparekraf RI , tidak cukup pulang lalu pergi dan hanya sekali saja. Tetapi bisa mempromosikan kembali wisata yang dikunjungi dan kembali mengunjungi wisata.
“Maka perlu pola Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, dan Kenangan. Maka prioritasnya pengelolaan kebersihan wisata. Dengan pengelolaan yang baik, ekonomi kreatif bisa tumbuh dengan baik,” tambahnya.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Baca Juga ” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”cat” orderby=”date”]
Untuk itu, kedepan peningkatan pariwisata bisa dilihat dari pengelolaan profesionalitas kepada wisatawan. Wisatawan adalah raja.
“Sekali datang, tidak kembali itu gagal. Maka perlunya membangun dari Desa wisata di Bawean atay buttom up dari bawah ke atas,” tambahnya.
Perwakilan Kepala Dinas Disparekrafbudpora Gresik Fither Kuntajaya mengatakan, pariwisata di Bawean terus dilakukan keberlanjutan peningkatan. Baik dari kerukunan antar warga dan para Pokdarwis.
“Ada 22 Pokdarwis di Bawean harus Istiqomah bisa meningkatkan pariwisata di Bawean,” ucapnya. (faiz/aam)