GresikSatu, Tuban | Yayasan Hidayatun Najah Tuban genap berusia 39 tahun. Untuk merayakannya, Lembaga Pendidikan Islam (LPI) itu mengadakan berbagai lomba dalam ajang Pena Emas (Pekan Aneka Lomba, Kreativias, Seni, dan Olah Raga) 2024.
Gelaran perlombaan itu dilaksanakan dua hari berturut Jumat dan Sabtu (4-5/10/2024) di komplek yayasan. Kompetisi tingkat provinsi Jawa Timur itu dibuka secara langsung oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Tuban Umi Kulsum pada hari pertama.
Ketua panitia Pena Emas Laila mengatakan, total perlombaan yang diadakan oleh pihaknya yakni sebanyak 19 cabang dan diikuti oleh berbagai tingkat sekolah.
Rinciannya lomba pindah bola, lari, dan hafalan doa untuk kategori batita/KB/PG. Lalu lomba berhitung, mewarnai, hafalan surat pendek, ketangkasan untuk kategori RA/TK. Serta lomba tahfidz, berhitung, mewarnai, menggambar, catur, murottal, kaligrafi, pidato, hingga olimpiade MIPA untuk kategori SD/MI.
“Harapannya, Pena Emas bisa menjadi wadah bagi anak-anak dari berbagai macam jenjang usia untuk berkompetisi, melatih dan mengembangkan bakat yang dimiliki sesuai dengan bidangnya,” ujarnya, Minggu (6/10/2024).
Dengan semangat juang yang tinggi, kata Laila, para peserta yang berjumlah total 1.135 itu sangat bersemangat untuk meraih juara di masing-masing cabang perlombaan.
Berbagai peserta yang mendaftar datang dari beberapa wilayah. Tak hanya dari Bumi Wali saja, pun ada dari Kabupaten tetangga seperti Lamongan dan Bojonegoro.
“Suasana kompetitf namun tetap meriah dan penuh keceriaan mewarnai dua hari perhelatan akbar ini,” ungkap perempuan berhijab itu.
Gelaran Pena Emas 2024 menjadi sangat ramai juga tak lepas karena adanya beberapa stand bazar yang diisi oleh beberapa pihak. Seperti komite madrasah dan panitia yang menjajakan produk UMKM makanan dan minuman.
“Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar, para peserta sangat antusias. Terima kasih kepada para wali murid dan beberapa pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam meramaikan stand bazar Pena Emas kali ini,” tandasnya
Keceriaan dan bangga juga tampak dari raut wajah para pendamping dan orangtua peserta. Seraya senyum dan tertawa, mereka kompak menyemangati.
“Buat latihan anak saya, biar pede dan berani berekspresi di depan banyak orang,” ungkap Tika, salah satu orang tua peserta lomba.
Pun demikian dengan Syamsul selaku orang tua salah satu peserta lomba tahfid. “Rutin ikut Pena Emas setiap tahun di sini, sering ikut kompetisi biar termotivasi, biar semangat terus nambah hafalan Qur’annya, syukur apalagi kalau dapat juara,” pungkasnya.