GresikSatu | Para petani tambak di Kabupaten Gresik menghadapi situasi sulit akibat anjloknya harga bandeng di pasaran. Saat ini, harga jual bandeng dari tambak hanya berada di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 19.000 per kilogram, jauh di bawah ekspektasi mereka.
Petani Tambak Bandeng Desa Pangkahwetan, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Syaifullah Mahdi mengatakan bahwa kondisi ini sangat memberatkan petani. Ia menilai harga bandeng seharusnya tinggi, mengingat pasokan ikan laut menurun karena nelayan kesulitan melaut akibat cuaca buruk.
“Seharusnya harga bandeng mahal, karena suplai ikan laut sedang berkurang. Tapi malah anjlok, dua hari lalu harga dikisaran Rp 19 ribu sekarang sudah ke Rp 16 ribu per kilogram. Ini jelas merugikan kami,” ungkapnya, Rabu (18/12/2024).
Ia menjelaskan bahwa biaya produksi seperti pakan dan perawatan terus meningkat. Harga pakan per kilogramnya mencapai Rp 13.000, belum termasuk biaya lain seperti benih dan perawatan.
“Kami terpaksa tetap menjual, karena ikan ini terus makan setiap hari. Kalau ditahan lebih lama, justru biayanya makin tinggi,” tuturnya.
Para petani juga telah berupaya menyampaikan keluhan ini kepada Dinas Perikanan setempat, namun belum ada langkah konkret yang dilakukan untuk membantu mereka.
“Pemerintah perlu hadir. Jangan sampai petani yang sudah memeras keringat justru dirugikan. Kami sudah menyampaikan ke dinas terkait agar pemerintah membuat kebijakan untuk menjaga stabilitas harga atau standar harga. Kalau tidak ada standar harga yang jelas akan sama saja,” ucapnya.
Selain masalah harga, ketersediaan pupuk juga menjadi tantangan bagi petani tambak. Banyak yang kesulitan mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau untuk menunjang produksi bandeng.
“Ketersediaan pupuk untuk petani tambak juga menjadi beban tambahan, apalagi untuk yang bersubsidi sekarang sudah tidak ada dan misalnya ada pun nyarinya susah,” pungkasnya.