GresikSatu | Petambak ikan di Gresik menyampaikan keluhan terkait kondisi usaha yang semakin sulit akibat tingginya biaya perawatan yang tidak sebanding dengan harga jual ikan.
Keluhan ini disampaikan dalam sosialisasi perundang-undangan DPRD Gresik di Desa Pangkahwetan, Kecamatan Ujungpangkah, Minggu (2/2/2025).
Para petambak menyebut biaya pakan ikan yang kini mencapai Rp 13.000 per kilogram menjadi beban utama yang sulit diatasi. Selain itu, mereka juga menghadapi masalah kelangkaan pupuk subsidi yang sangat dibutuhkan dalam produksi bandeng.
“Sangat sulit. Pakan ikan dan perawatan lainnya semakin mahal, sementara harga jual ikan tidak dapat menutupi biaya produksi,” ungkap Syaiful, salah satu petambak yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Menurut Syaiful, pupuk subsidi saat ini lebih banyak dialokasikan untuk petani hortikultura. Akibatnya, petambak terpaksa membeli pupuk non-subsidi yang harganya jauh lebih mahal.
“Pupuk subsidi sangat sulit didapatkan, sementara pupuk non-subsidi harganya tinggi. Ini makin memberatkan kami,” lanjutnya.
Menanggapi keluhan ini, anggota Komisi II DPRD Gresik, Muhammad Kurdi, menyatakan bahwa pihaknya bersama Pemkab Gresik tengah merancang pokok-pokok pikiran (Pokir) DPRD agar bisa memberikan hibah kepada petambak. Hibah tersebut diusulkan dalam bentuk bantuan pupuk non-subsidi dan pakan ikan.
“Program hibah ini diharapkan dapat meringankan beban petambak sekaligus meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka. Sektor perikanan adalah bagian penting dari ketahanan pangan nasional, yang juga menjadi bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” ujar Kurdi.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah harus lebih peduli terhadap keberlangsungan usaha petambak, mengingat jumlah petambak di wilayah Gresik yang cukup besar. Jika kondisi ini terus dibiarkan, Kurdi memperingatkan dampak buruk yang mungkin terjadi.
“Pemkab Gresik harus memahami bahwa jika petambak terus merugi, akan muncul dampak sosial yang lebih luas, seperti meningkatnya pengangguran, menurunnya kesehatan gizi masyarakat, hingga berkurangnya generasi penerus di sektor perikanan,” pungkasnya.