GresikSatu | Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali melanda Kabupaten Gresik. Sebanyak ratusan sapi dilaporkan terjangkit, bahkan beberapa di antaranya mati akibat penyakit tersebut.
Berdasarkan data Dinas Pertanian (Dispertan) Gresik, sejak 1 Desember 2024 hingga 6 Januari 2025 tercatat 207 kasus PMK pada sapi.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 185 sapi masih dalam kondisi sakit, sementara 22 sapi lainnya telah mati.
Sekretaris Dispertan Gresik, Baktiar Gunawan Hutabarat, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melaporkan kasus ini ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Ia juga menegaskan bahwa berbagai langkah penanganan tengah dilakukan.
“Kami sudah memberikan obat-obatan dan desinfektan melalui dua Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). Langkah ini bertujuan untuk pengobatan dan pencegahan di lapangan,” ujar Baktiar, Senin (6/1/2025).
Tak hanya itu, Dispertan juga mengintensifkan sosialisasi kepada peternak melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE).
Program ini berfokus pada pentingnya vaksinasi sebagai langkah preventif dalam mencegah penularan PMK.
Baktiar menambahkan, pihaknya rutin melakukan desinfeksi di pasar hewan, Rumah Potong Hewan (RPH), serta posyandu hewan di area peternakan.
Sapi-sapi yang terinfeksi PMK akan dipisahkan dari sapi yang sehat guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
“Pemilahan ini sangat penting untuk menekan penularan. Sementara itu, sapi yang sudah mati akibat PMK akan didata lebih lanjut,” tegasnya.
Ia juga mengimbau para peternak agar segera melaporkan kasus PMK di kandang mereka kepada Dispertan Gresik.
“Kerjasama antara peternak dan kami sangat diperlukan. Dengan upaya bersama, kami berharap wabah ini dapat segera terkendali,” pungkas Baktiar.
Dengan wabah yang kembali merebak, para peternak di Gresik dihadapkan pada tantangan besar untuk melindungi kesehatan ternak mereka.
Pemerintah terus berupaya meminimalisir dampaknya melalui berbagai langkah strategis.