PT Freeport Gandeng Yatamam, Buat Kelola Limbah Pabrik Smelter di Gresik

GresikSatu | Keberadaan pabrik pemurnian atau smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kabupaten Gresik menjadi angin segar bagi warga sekitar. Pasalnya, perusahaan raksasa asal Amerika itu, kini mulai mengandeng warga setempat untuk mengelola limbah smelter.

Keuntungan dari pengelolaan limbah diperkirakan mencapai miliaran. Hal ini tentu akan banyak memberi kemanfaatan bagi delapan desa yang langsung bersinggungan dengan keberadaan Smelter PT Freeport di Gresik.

Limbah tersebut rencanannya akan diolah dan dijual oleh Yayasan Takmir dan Masjid Manyar (Yatamam) melalui PT Pusat Transformasi Bersama (PTB), hasilnya diperuntukkan bagi warga Manyar dan Bungah yang terdampak.

Executive Vice President Corporate Planning & Businesss Strategy PTFI, Horst Garz mengatakan, keberadaan fasilitas PTB akan mendukung visi dan misi masyarakat Gresik dalam pengelolaan sampah melalui 3R (reuse, reduce, dan recycle). Sekaligus mengambil peran dalam ekonomi sirkular.

“Pengelolaan limbah yang bertanggung jawab menjadi salah satu syarat dan prioritas PTFI dalam membangun smelter Manyar,” katanya saat dalam acara peresmian Pusat Transformasi Bersama di Manyar Gresik, Sabtu (19/11/2022).

 

Menurutnya, upaya keberlanjutan dan program masyarakat seperti ini memerlukan dukungan agar dapat berjalan secara optimal. Maka dari itu, dengan mengandengan komunitas masyarakat seperti Yatamam, bertujuan dapat memastikan pengelolaan limbah memenuhi syarat dan standar lingkungan.

“Serta yang terpenting dapat berkontribusi bagi masyarakat dengan cara yang sejalan dengan standar kinerja sosial kami,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Yatamam Abdul Mu’id Zahid menuturkan, fungsi utama Fasilitas PTB adalah sebagai Fasilitas Pengalihan Sampah Daur Ulang Sementara (Temporary Recyclable Waste Transfer Facility) untuk proyek smelter Manyar.

“PTB akan mengupayakan pemulihan material melalui konsep daur ulang sehingga dapat mengurangi sampah anorganik yang dibuang langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” bebernya.

Strategi pengurangan limbah smelter Manyar mencakup proses pemilahan limbah konstruksi secara langsung di lokasi smelter. Contohnya pengelolaan besi sisa tiang pancang yang dipilah, dibersihkan, dan dipotong sebelum dijual kepada pembeli lokal.

“Untuk tahap pertama, fungsi PTB diutamakan untuk mengelola besi sisa tiang pancang, kayu sisa pendukung konstruksi, dan material sisa pengemasan dengan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) serta bank sampah setempat,” bebernya.

“Limbah yang bisa diolah akan kita olah. Sedangkan yang tidak bisa diolah akan kita jual. Limbah lain yang kita olah berupa kayu, jumlahnya masih sedikit akan kita jadikan bangku sekolah disalurkan kepada sekolah-sekolah madrasah yang membutuhkan ke-8 desa terdampak,” tambahnya.

Sekedar diketahui, Total ada delapan desa yang akan terdampak manfaat dari pengelolaan limbah smelter. Antara lain, Desa Manyarejo, Manyar Sidomukti, Manyar Sidorukun, Banyuwangi, Banyitami. Kemudian tiga desa di Pulau Mengare, Bungah yaitu Desa Kramat, Desa Watu Agung dan Desa Kramat. (ovi/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres