Gresik Satu | Kuliner malam di Jalan Kapten Dulasim, area Sentolang atau Tugu Keris Sumilang Gandring, Kelurahan Sidomoro selalu ramai pembeli. Kuliner malam yang menjajakan makanan nasi pecel dan campur ini, hampir tidak sepi pembeli.
Pantas saja, saat tiba di tempat tersebut. Mata seakan tidak bisa berkedip, saat melihat wanita berparas cantik penjaga kuliner malam gerobak dengan nama “Sego Pecel – Campur Wong Sentolang” itu. Parasnya yang cantik bak penyanyi dangdut, mmebuat hati pelanggan meleleh.
Wanita cantik itu, bernama Dewi Adde Oktavia Ramadhani asal Kelurahan Sidomoro, Kecamatan Kebomas, Gresik. Hampir setiap mendekati pukul 00.00 WIB, dini hari para pembeli semakin banyak. Karena memang warung kuliner malam ini, buka mulai pukul 22.30 WIB sampai pukul 04.00 WIB.
Saat sampai disana, pembeli bisa langsung makan di tempat yang telah disediakan di pinggir gerobak atau lesehan di atas trotoar. Banyak para pembeli pria dari berbagai kalangan usia muda-tua, menikmati kuliner malam itu.
Dewi sapaan akrabnya, sudah terbiasa dengan pekerjaan penjual warung usaha milik orang tuanya itu. Kendati memiliki paras yang cantik, dirinya tidak canggung dalam pelayani makanan nasi pecel maupun campur. Biasanya, para pembeli pun tidak bosan saat berada disana, dengan sosok wanita yang elok tersebut.
“Ada banyak menu makanan yang kami sajikan, ada seafood maupun lauk pauk ayam, telor dan lainnya. Paling banyak dibeli nasi pecel ayam bakar, atau telur bali,” ucap Dewi penjual nasi pecel cantik.
Setiap buka warung, lanjut wanita kelahiran 2004 itu, setiap harinya pasti habis terjual sampai waktu sholat subuh. Dengan harga satu porsi nasi mulai Rp 10 ribu sampai 17 ribu.
“Rata-rata setiap malam ada 100 lebih pelanggan menikmati nasi pecel dan nasi campur,” ujar Dewi.
Wanita berambut panjang ini, bersama orang tuanya sudah hampir enam tahun menggeluti dunia usaha kuliner malam tersebut. Tepatnya sejak tahun 2018 silam. Wanita yang mempunyai akun tiktok @dewii.app ini, biasanya ditemani suaminya dan kakaknya saat berjualan.
“Kadang juga ada bapak dan ibu ikut bantu. Namun saat masuk waktu dinihari hanya tiga orang yang melayani warung gerobak makan ini,” ujar wanita jelita yang berusia 19 tahun itu.
Dengan usaha tersebut, wanita yang baru saja menikah sekitar setengah tahun itu, menghabiskan beras sekitar 17 kg sampai 27 kg semalam setiap warung buka.
“Kalau bulan Ramadan sampai 27 kg beras. Kalau hari-hari biasa hanya 17 kg sampai 18 kg,” jelas Dewi.
Anak kedua dari pasangan Agus dan Astuti itu, mengakui saat berjulaan ada beberapa pria yang menggoda dirinya. Hal ini karena dirinya memiliki paras yang cantik. Namun, perempuan lulusan sekolah SMP itu menganggap sudah hal biasa.
“Tetap fokus bekerja meneruskan usaha orang tua dan membahagiakannya. Karena itu motivasi saya berjualan nasi ini,” jelas Dewi.
Salah satu pembeli A Dicky Setiawan (19) warga Desa Sidorukun, Kecamatan /Kabupaten Gresik mengaku sudah menjadi langganan penikmat masakan pecel di warung tersebut. Selain rasanya yang enak, juga bisa menambah mood atau nafsu makan.
“Hampir setiap malam makan disini, harganya terjangkau sangat murah juga kadang fokus ke penjualnya yang cantik. Jadi bertambah nafsu makan,” ucapnya sambil menikmati nasi pecel telor bali. (faiz/aam)