Scroll untuk baca artikel
Advertisment 325x300

RASA Gresik, Wadah Baru untuk Teman Tuli Berkarya dan Berbagi Cerita

GresikSatu | Di balik keterbatasan suara, ada cerita yang ingin didengar. Di Gresik, harapan itu mulai disuarakan lewat tangan-tangan yang bergerak lincah.

Melalui komunitas baru bernama RASA Gresik (Rumah Sahabat Bahasa Isyarat), penyandang tuli kini memiliki ruang untuk berbagi rasa, belajar bahasa isyarat, dan bermimpi lebih besar.

Bagi mereka, ini bukan sekadar tempat berkumpul ini adalah rumah bagi impian yang selama ini terpendam.

Komunitas yang didirikan pada awal 2025 ini diprakarsai oleh Biellah Kamaliyah ‘Aisyi (22), seorang mahasiswa akhir jurusan Psikologi UIN SATU Tulungagung.

Billah sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa komunitas ini bertujuan memberikan akses pendidikan dan pengembangan keterampilan bagi teman tuli, terutama di bidang pekerjaan. 

“Saya ingin membuka akses bagi mereka, terutama di bidang pekerjaan karena sering kali ruang geraknya sangat sempit,” ungkapnya, Kamis (9/1/2025).

Baca juga:  Progam Bunda Puspa: Antarkan Penyandang Disabilitas Asal Cerme Sukses Usaha Susu Kedelai

Berbekal pengalaman aktif di Komunitas Tuli Tulungagung, Billah kini mampu berkomunikasi dengan penyandang tuli menggunakan bahasa isyarat. Dengan semangat dan niat baik, ia mengembangkan RASA Gresik sebagai wadah belajar dan berbagi.

“Harapannya masyarakat juga mau belajar bahasa isyarat, sehingga bisa lebih terbuka dan membantu penyandang tuli mendapat akses yang setara,” tuturnya. 

Sebagai langkah awal, Billah berencana membuka kelas bahasa isyarat gratis untuk umum, terinspirasi dari komunitas serupa di Surabaya dan Malang.

Diketahui, RASA Gresik telah mengadakan dua pertemuan yaitu pada 29 Desember 2024 dan 5 Januari 2025 dengan melibatkan lima teman tuli yang rata-rata berusia muda. Pertemuan ini berfokus pada pembelajaran bahasa isyarat dan berbagi cerita.

Baca juga:  Dorong Pemilu Inklusif, Pelajar Penyandang Disabilitas di SLB Bhayangkari Gresik Dapat Sosialisasi Pemilu Khusus

“Teman tuli punya potensi besar, hanya saja aksesnya terbatas. Saya ingin menjadi jembatan agar mereka bisa berkarya sesuai passion mereka,” ungkapnya.

Seorang penyandang tuli asal Kedanyang yang juga anggota komunitas tersebut, Rusdi (28) menyebut kehadiran RASA Gresik memberikan harapan baru.

Meski saat ini bekerja sebagai OB (Office Boy) di Polres Gresik, Rusdi memiliki impian besar untuk bekerja di bidang olahraga seperti gym dan futsal yang menjadi passion-nya.

Namun, keterbatasan akses informasi dan peluang sering kali menjadi hambatan bagi penyandang tuli seperti Rusdi untuk berkembang. 

“Saya suka olahraga dan ingin bekerja di bidang itu tapi sulit mendapatkan peluang. Semoga kedepan bisa meraih impian tersebut,” ungkapnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img