Scroll untuk baca artikel
Advertisment 325x300

Ribuan Jemaah Antusias Ikuti Haul Desa Suci Gresik

GresikSatu | Ribuan jemaah dari berbagai daerah memadati Masjid Roudhotus Salam di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik untuk mengikuti Haul Akbar Desa Suci yang ke-62, Minggu (29/12/2024).

Kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang penuh khidmat dan semangat religius, yang diadakan sebagai bentuk penghormatan kepada Syaikh Abdul Qodir Al Jailani Ra, Syaikh Muhammad Utsman Al Ishaqi Ra, dan serta tokoh-tokoh sesepuh Desa Suci.

Sekretaris Pemerintah Desa (Pemdes) Suci, Muhammad Miftach menyebutkan bahwa Haul Akbar Desa Suci telah menjadi tradisi selama puluhan tahun.

“Ini adalah haul ke-62, artinya sudah 62 tahun tradisi ini dijalankan secara rutin setiap tahun sebagai bentuk penghormatan kepada para ulama dan sesepuh desa yang telah berjasa besar,” ungkapnya.

Kegiatan haul dimulai sejak pagi dengan pembacaan manaqib dan hadrah. Suasana religius semakin terasa menjelang malam dengan lantunan puji-pujian Ishari dari Isya hingga dini hari.

Baca juga:  Grestara Unigres Cup Resmi Dibuka, Kompetisi Sepak Bola Gresik Berhadiah Beasiswa

“Ribuan jemaah yang hadir diperkirakan mencapai 4.000-5.000 orang. Acara ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah di kalangan masyarakat,” pungkasnya.

Ia menjelaskan sedikit sejarah diadakan Kegiatan haul tersebut. Pertama kali haul ini digagas oleh Kiai Usman Al Ishaqi seorang ulama besar asal Surabaya yang sosoknya dikagumi oleh sebagian warga Gresik.

Peringatan ini bahkan dilaksanakan di berbagai tempat, seperti Suci, Pongangan, Sukomulyo, Yosowilangun, hingga Manyar Komplek, dengan jadwal yang berbeda-beda. Namun seiring waktu, perbedaan jadwal tersebut semakin mendekat.

“Tradisi ini kini diteruskan oleh warga suci dan para penerus Kiai Usman, termasuk cicit-cicit beliau,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Anggota DPRD Gresik, Khoirul Huda. Ia memberikan penjelasan sejarah panjang tradisi haul tersebut.

Baca juga:  Pembongkaran 35 Lapak Pedagang Manyar Gresik Berlangsung Kondusif

Sebelum tahun 1962, masyarakat Desa Suci rutin mengadakan syukuran hasil panen berupa sadranan. Kemudian pada tahun 1962, berkat bimbingan Kiai Usman, kegiatan tersebut dikembangkan menjadi haul yang lebih bernuansa religius, memadukan tradisi lokal dengan ajaran tarekat.

“Setelah Kiai Usman wafat pada 1984, haul Desa Suci juga memperingati jasa-jasa beliau. Mulai tahun 1985, haul ini ditambah dengan peringatan khusus untuk beliau dan terus dilestarikan hingga sekarang,” terangnya.

Acara ini juga menjadi momentum untuk mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat. Pesantren-pesantren besar seperti Mambaus Sholihin dan Daruttaqwa.

“Kiai suci seperti KH Muhammad Kholil dan KH Abdullah Faqih juga berguru thoriqoh kepada KH Muhammad Utsman Al Ishaqi,” pungkasnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img