GresikSatu | Menyambut perayaan Tahun baru umat Tionghoa atau disebut Imlek, pengurus Yayasan Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Kim Hin Kiong Gresik lakukan tradisi cuci patung dewa di Jalan Setia Budi, Desa Pulo Pancikan, Kecamatan Gresik.
Ritual Kimsin (memandikan patung dewa) menjadi kepercayaan etnis Tionghoa dalam menyongsong Tahun Baru Imlek yang ke 2574. Memandikan patung dewa sebagai tindakan spritual menjelang perayaan imlek.
Prosesi memandikan rupang (patung) bukan sekadar membersihkannya dari debu. Namun, terkandung nilai kesakralan dan makna suci.
Ketua pengurus Yayasan TTID Tan Sutanto menjelaskan terkait rangkaian prosesi menjelang tahun baru umat Tionghoa. Mulai dari bersih-bersih tempat ibadah, dekorasi rumah dengan pernak-pernik berwarna menyala, silaturrahmi antar kerabat.
Tidak lupa pula, saat acara inti ada sembahyang, bagi-bagi amplop, makanan khas cap go meh, hingga kegiatan penutup dengan pagelaran tarian naga dan barongsai.
“Hari ini dimulai dengan kegiatan bersih-bersih Klenteng, ini menjadi simbol doa untuk membersihkan jiwa. Pembersihan rupang tidak asal, namun dilakukan dengan cara dilap lembut untuk mendapat berkah,” terangnya, Selasa (17/01/2023).
Klenteng tertua di Jawa tersebut berdiri sejak tanggal 1 Agustus 1153. Ada banyak rupang dijejerkan diatas altar, diantaranya : Mak Co Thian Sang Sing Bo atau Dewi Samudera atau Altar Tian Sing Boo sebagai rupang tertua yang umurnya sama dengan Klenteng Kim Hin Kiong.
“Menjelang perayaan tahun ini, kita tujukan untuk keselamatan bangsa. Semoga akan selalu hidup harmonis, aman, dan damai,” imbuhnya.
Sebagai tambahan informasi, berikut serangkaian perayaan imlek di Klenteng Kim Hin Kiong Gresik :
17/1/2023 : bersih-bersih tempat ibadah
21/1/2023 : sembahyang tengah malam pukul 24.00 sekitar 50 jemaat
22/1/2023 : berkunjung ke keluarga masin-masing
5/2/2023 : penampilan barongsai. (ovi/aam)