GresikSatu | Santri dan Mahasiswa Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Suci Manyar Gresik kembali menorehkan prestasi membanggakan di ajang Musabaqoh Qiroatil Kutub (MQK) Tingkat Nasional.
Kompetisi bergengsi ini, yang diadakan dalam rangka peringatan 1 Abad Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri, diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Melalui proses seleksi ketat mulai dari tahap sub-regional, regional, semifinal, hingga grand final, delegasi dari Pondok Pesantren Mambaus Sholihin berhasil mengukir prestasi gemilang
Diketahui Pondok Pesantren Mambaus Sholihin mengirimkan tujuh delegasi, termasuk empat mahasiswa dari Universitas Kiai Abdullah Faqih (UNKAFA) Gresik yang diberikan mandat mengikuti ajang ini.
Dalam persaingan yang ketat, empat peserta asal Mambaus Sholihim berhasil meraih prestasi gemilang, diantaranya:
- Juara II Fathul Qorib: Afif Muzadi (Mahasiswa PAI Takhossus Semester I)
- Juara II Alfiyah Ibnu Malik: M. Alfan Majid (Siswa Kelas III MA Mambaus Sholihin)
- Juara Harapan II Alfiyah Ibnu Malik: Izzi Muhammad Rashid (Mahasiswa PAI Takhossus Semester I)
- Juara Harapan III Shahih Bukhari: Muhammad Afif (Lulusan Magister PAI UNKAFA)
Wakil Rektor I UNKAFA, Dr Mohammad Makinuddin, mengapresiasi prestasi ini sebagai wujud sinergi antara pendidikan akademik dan tradisi pesantren.
“Prestasi ini merupakan bagian dari langkah menuju Leading Turath University dan perwujudan dari motto UNKAFA, Tafaqquh, yang mengantarkan generasi unggul dalam khazanah keilmuan Islam,” ungkapnya, Jum’at (13/12/2024).
“Keberhasilan ini juga menunjukkan bagaimana sinergi pendidikan akademik dan pesantren mampu membentuk insan berkarakter dan kompetitif,” imbuhnya.
Dr Makinuddin berharap capaian ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh mahasiswa untuk terus berprestasi dan berkontribusi bagi umat dan bangsa.
“Keberhasilan ini sekaligus mengukuhkan UNKAFA sebagai Leading Turath University yang unggul dalam kajian kitab kuning dan khazanah keilmuan Islam,” terangnya.
Ajang MQK ini disebut Makinuddin menjadi pembuktian akan pentingnya melestarikan tradisi keilmuan Islam dan mendalami kitab kuning sebagai sumber rujukan dalam berbagai aspek kehidupan.
“Prestasi delegasi Mambaus Sholihin dan UNKAFA menjadi kebanggaan bersama, tidak hanya untuk Gresik, tetapi juga bagi dunia pesantren Indonesia,” bebernya.