GresikSatu | Sebelum dinyatakan meninggal diduga akibat suara mercon, bayi berusia satu bulan di Desa Jatirembe, Kecamatan Benjeng, Gresik sempat mengalami kejang dan sulit nafas. Lalu keadaan semakin memburuk sampai akhirnya meningga dunia.
Perwakilan keluarga korban Nufus mengatakan, sejak kejadian hari Sabtu (22/4/2023) malam, keponakannya itu terus mengalami kejang. Sesekali sempat nafasnya terengah-terengah. Seperti sulit nafas. Keluarga korban mengupayakan agar ada pengobatan medis.
“Dibawa ke bidan, sampai ke RS Denisa. Sempat juga kondisinya membaik, tapi kambuh lagi,” kata Nufus menceritakan kronologi keponakannya kepada Gresiksatu.com, Jum’at (28/4/2023).
“Disana terombostinya turun, sampai 4,5. Sempat diberikan oksigen, sehingga keadaan kembali membaik,” tambahnya.
Sayangnya saat malam, sesak nafasnya kembali kambuh. Pihak RS Denisa Gresik merekomendasikan agar Bayi N dirawat di rumah sakit Muhammadiyah Lamongan dengan fasilitas lebih lengkap.
“Dirujuk di RS Lamongan itu hari Rabu, di sana sempat dirawat dengan alat yang dibutuhkan pasien. Sampai akhirnya keluarga mendapat kabar, pembulu darah otak pecah,” jelasnya.
Kabar ini pun bagai petir. Bayi pasangan Nur Faizah dan Nur Hasyim meninggal dunia pada, Kamis (27/4/2023) pukul 10.00 Wib, di RS Muhammadiyah Lamongan. Bayi berusia satu bulan kini menutup mata selama-lamanya.
Pihak keluarga berharap yang menyalakan mercon bisa ditindak oleh hukum. Namun saat ditanya, terkait pelaporan di Polsek Benjeng, pihak keluarga mengaku belum membuat laporan.
“Sempat didatangi satu hari setelah pemasangan mercon. Tapi yang bersangkutan responnya kurang menyenangkan,” jelasnya. (aam)