GresikSatu | Penurunan jumlah pendonor darah di bulan Ramadan sudah biasa dirasakan, namun tahun ini angka tersebut anjlok hingga mencapai 60-70 persen. Ketersediaan pasokan darah Palang Merah Indonesia (PMI) Gresik berada di fase darurat.
Hal tersebut diakibatkan oleh waktu donor darah yang relatif pendek. Selain akibat masyarakat takut untuk melakukan transfusi darah saat menjalankan ibadah puasa di siang hari, juga faktor kondisi cuaca yang tidak menentu menjelang sore hingga malam hari.
Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Gresik dr Izzudin Syahbana mengkonfirmasi, golongan darah yang darurat diantaranya : B+, O+, AB+. Ia juga telah melakukan strategi agar stok darah PMI Gresik tidak dalam keadaan darurat.
“Di tahun lalu, penurunan hanya di angka 40 persen, sehingga tidak sesuai prediksi. Stok ketersediaan sebelum Ramadan masih aman, namun penurunan signifikan ini sangat terasa, instansi, perusahaan, dan program-program layanan jemput bola sepi peminat,” tuturnya, Kamis (13/4/2023).
Di hari biasa, setiap perusahaan sanggup menyetor hingga 100-300 kantong darah, dan untuk praktik tiap harinya PMI mampu mengumpulkan 30 kantong darah. Sedangkan di bulan Ramadan, PMI hanya memperoleh 25-angka dibawah 50.
“Untuk kebutuhan sebenarnya sama saja antara bulann Ramadan atau tidak,” terangnya.
“Terus kami optimalkan donor darah di masjid, Iconmall, event, meminta bantuan Polres, hingga kami berikan layanan bis donor di GKB Convex kemarin, tapi perolehan ternyata tidak maksimal,” tambahnya.
Disebutkan, mendonorkan darah saat berpuasa tidak membatalkan puasa, juga tidak menimbulkan komplikasi atau penyakit, asal pendonor memiliki persiapan gizi yang cukup serta memenuhi syarat-syarat menjadi pendonor darah. (ovi/aam)