GresikSatu | SMP Islamic Qon GKB Gresik menciptakan hal baru dalam pelaporan hasil belajar siswa dengan mengganti format pembagian rapor tradisional menjadi Student-Led Conference (SLC).
Dalam kegiatan ini, siswa mempresentasikan hasil belajar mereka secara langsung kepada orang tua sebagai pendekatan inovatif untuk meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap capaian akademis dan non-akademis.
Kepala SMP Islamic Qon, Sholihah menyampaikan bahwa Student-Led Conference bertujuan melatih keterampilan komunikasi siswa.
Selain itu, kegiatan ini bertujuan mengembangkan tanggung jawab siswa terhadap capaian akademik dan karakter, sekaligus mempererat hubungan emosional antara siswa dan orang tua.
“Kita ingin anak-anak memiliki tanggungjawab kepada orang tuanya atas ketercapaian hasil belajar, serta meningkatkan rasa percaya diri melalui pembelajaran public speaking. Ini juga membantu orang tua memahami kemampuan anak secara lebih komprehensif,” jelasnya, Jum’at (20/12/2024) kemarin.
Program ini tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pengembangan karakter, seperti tanggung jawab dan kemandirian siswa.
“Melalui Student-Led Conference, SMP Islamic Qon mendorong siswa lebih dekat dengan orangtua. Disamping itu, wali murid juga bisa menganalisis kelebihan dan kekurangan anaknya serta memberikan pengarahan yang tepat sesuai skill yaang dimiliki,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Islamic Qon, Yuli Mulyaningtias menjelaskan bahwa metode ini dirancang untuk mempererat hubungan emosional antara siswa dan orang tua.
“Siswa menjadi pusat dari evaluasi. Mereka menyampaikan perkembangan, hambatan, serta harapan untuk semester mendatang. Hal ini membantu siswa lebih bertanggung jawab terhadap pendidikannya,” terangnya.
Pembagian rapor ini dibagi beberapa sesi, setiap siswa membawa portofolio berisi tugas-tugas yang telah mereka selesaikan selama semester ganjil. Selain laporan akademik, siswa juga mempresentasikan hasil ujian praktik seperti salat, munaqosah (hafalan Al-Qur’an), jurnal emosi, hingga proyek P5 (Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
“Saat momen refleksi tadi antusiasme wali murid begitu luar biasa, mereka banyak yang terharu dan senang karena putra-putrinya bisa menyampaikan hasil belajarnya secara langsung. Jadi bondingnya semakin kuat,” tuturnya.
Salah satu Wali Murid, Imam Zuhdi, orang tua dari siswa kelas 9E Anisa Rahma, mengapresiasi program ini.
“Menurut saya ini sangat baik. Anak kami bisa menjelaskan pelajaran yang dikuasai dan yang sulit, juga kendalanya. Kami sebagai orang tua jadi lebih paham kemampuan anak. Selain nilai akademik, data mengenai kedisiplinan, seperti ibadah salat juga disampaikan,” ungkapnya.
Anisa Rahma sendiri mengaku senang dengan pelaporan hasil belajar siswa dengan model Student-Led Conference (SLC).
“Saya jadi lebih terbuka dengan orang tua, terutama soal pelajaran yang sulit. Orang tua juga lebih tahu perkembangan saya dan bisa membantu, misalnya dengan les tambahan jika diperlukan. Komunikasi saya dengan orang tua jadi lebih baik,” pungkasnya.