Terjadi Lagi! Seeokor Dugong Mati Terdampar di Pulau Bawean Gresik

GresikSatu | Seeokor dugong mati terdampar kembali terjadi di Pulau Bawean, pada Sabtu (4/2/2023), sekitar pulul 06.00 Wib tadi. Hewan laut sepanjang 2,4 meter itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan di pantai Ghelugur, Dusun Tanjunganyar, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura.

Peristiwa serupa juga sebelumnya terjadi sekitar akhir tahun 2022 kemarin. Tepatnya tanggal 28 Desember 2022. Artinya, jarak penemuan dugong mati terdampar dengan yang terakhir tidak bertauat jauh. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran warga sekitar, sebab hewan dilindungi kerap ditemukan mengenaskan.

“Tentu sangat khawatir, bahkan dugong mati juga kerap ditemukan nelayan saat melaut. Ini menandakan kelestarian alam kita tidak baik-baik saja,” kata Kades Lebak Fadal kepada GresikSatu.com.

Temuan dugong itu, membuat pihaknya pun berkordinasi dengan Resort Konservasi Wilayah (RKW) 11 BKSDA Pulau Bawean, dan Konservasi Bawean. Hal ini dimaksudkan hewan laut itu tertangani dengan baik.

Baca juga:  Aksi Balap Liar Resahkan Warga, Polres Gresik Angkut 37 Sepeda Motor 

Sementara itu, Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) 11 BKSDA Bawean Nur Syamsi mengatakan, dugong yang mati terdamoar sudah dilakukan evakuasi. Nantinya pihaknya bersama warga akan mengubur dugong tersebut. 

“Kemungkinan dugong terseret ombak. Kami bersama warga akan mengubur di area pantai. Karena saat ini dugong masih di bibir pantai, belum bisa dikubur di area pasir bebatuan,” ujarnya. 

Pihaknya sendiri, sudah melakukan upaya untuk menjaga kelestarian pada tahun 2017. Dalam melestarikan dugong, pemerintah Indonesia telah bergabung dengan Madagaskar, Malaysia, Mozambik, Sri Lanka, Timor Leste, dan Vanuatu dalam proyek Dugong and Seagrass Conservation Project (DSCP)..

Proyek tersebut berfokus pada penyelamatan dugong dan habitat padang lamun dari ancaman kepunahan. Melalui program ini juga masyarakat dilibatkan untuk menjaga dugong dan habitatnya serta diberikan pemahaman mengenai tatacara penanganan mamalia laut terdampar.

Baca juga:  Dampak Gempa di Bawean Gresik, Pagar Penangkaran Rusa Rusak, 20 Rusa Kabur

Disamping itu, sebagai bentuk dukungan terhadap konservasi jenis Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Sorong (LPSPL Sorong). Juga aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk ikut serta menjaga biota laut yang dilindungi khususnya dugong melalui program sosialisasi dan pena laut. 

Sebagai upaya mengorganisir, memperkuat pemahaman dan keterlibatan masyarakat LPSPL Sorong membentuk Kelompok Masyarakat Penggiat Konservasi (Kompak) di wilayah kerja LPSPL Sorong. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler