GresikSatu | Tiga warga Kabupaten Gresik ditemukan telah terjangkit Leptospirosis. Penyakit berbahaya ini, sempat mengemparkan Jawa Timur beberawa waktu terakhir. Bahkan penderitanya dikabarkan ada yang sampai meninggal.
Dari data Dinas Kesehatan Gresik, tiga penderita tersebut berasal dari Kecamatan Dukun, Kecamatan Wringinanom, dan Kecamatan Balongpanggang. Dengan kisaran usia 40-60 tahun.
Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan hewan ke manusia. Penyakit tersebut berasal dari air kencing atau urine tikus yang mengandung kuman bakteri leptospira, biasanya disebarkan melalui genangan air atau selokan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik dr Puspitasari Whardani mengkonfirmasi pasien positif Leptospirosis di Gresik hingga bulan Maret 2023. Namun pihaknya belum menemukan ada penderita hingga peregangan nyawa.
“Sudah terdeteksi, alhamdulillah tidak sampai fatal, wilayah yang paling rentan adalah kawasan banjir. Saat ini, kami sedang mempersiapkan SE (Surveilans) utk kewaspadaan leptospirosis,” ungkapnya, Selasa (14/3/2023).
Fatalitas kematian pada penyakit tersebut mayoritas akibat gagal ginjal. Sebagian besar ditandai dengan gejala ringan dan dapat disembuhkan bila mendapat penanganan cepat.
“Untuk mendeteksi penyakit ini, dilakukan dengan menggunakan Rapid Diagnotic Test (RDT) Leptospirosis. Alat ini ada di sejumlah pkm dan RS sentinel,” terangnya.
Gejala yang timbul dari Leptospirosis antara lain : panas tinggi, badan lemas, nyeri otot pada kaki. Bila berada distadium lebih lanjut, muncul mata kuning, hingga kencing berkurang, kadang didiagnosa sebagai Hepatitis.
Dinkes Gresik tidak hanya melakukan pemetaan kasus, namun juga berkoordinasi dengan puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan. Hal ini dimaksudkan agar penyakit ini tidak merebah menjadi wabah.
“Sebagai edukasi untuk masyarakat, kami imbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Mencuci tangan dengan sabun serta air mengalir usai membersihkan lingkungan atau keluar rumah,” tuturnya. (ovi/aam)