GresikSatu | Unit Reskrim Polsek Menganti Gresik mengamankan Ratna Andi Anita (42), warga Jajar Tinggal, Wiyung, Kota Surabaya, atas dugaan penipuan dan penggelapan dalam pengurusan sertifikat tanah.
Modus yang dilakukan tersangka menyebabkan kerugian sebesar Rp 256 juta bagi korban, Pujiantuni (59), warga Desa Laban, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.
Kapolsek Menganti AKP Roni Ismullah menjelaskan, kasus ini bermula pada 2018 saat korban meminta tersangka untuk memecah sertifikat tanah atas nama Emiyati menjadi dua.
Kedua pihak sepakat dengan biaya pengurusan sebesar Rp 35 juta, yang seharusnya selesai dalam tujuh bulan.
Namun, dalam prosesnya, korban telah membayarkan uang sebanyak 11 kali dengan total Rp 206 juta kepada tersangka.
“Pembayaran dilakukan secara bertahap, dan seluruhnya disertai tanda terima dengan tanda tangan tersangka,” ungkap AKP Roni, Selasa (7/1/2025).
Meskipun telah menerima uang ratusan juta, tersangka tidak kunjung menyelesaikan pemecahan sertifikat tanah tersebut.
Korban sempat mengirimkan surat somasi dua kali pada Februari 2024, meminta uangnya dikembalikan, namun tidak mendapatkan respons. Akhirnya, pada 19 Agustus 2024, korban melaporkan kasus ini ke Polsek Menganti.
Setelah melakukan penyelidikan, polisi berhasil menangkap tersangka beberapa hari lalu. Bersama tersangka, turut diamankan barang bukti berupa dua surat somasi dan 11 kwitansi pembayaran.
Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengakui perbuatannya dan mengungkapkan bahwa uang yang diterima digunakan untuk kebutuhan pribadi dan sehari-hari.
“Tersangka kami jerat dengan pasal 378 atau pasal 372 KUHP tentang penipuan dan penggelapan. Saat ini, ia telah ditahan di Mapolsek Menganti,” tegas AKP Roni.
