GresikSatu | Puluhan warga Dusun Brak, Desa Wadeng, Kecamatan Sidayu, Gresik mengaku terkena tipu arisan bodong oleh perempuan berinisial RW, asal desa setempat. Kerugian warga dari arisan bodong ini mencapai Rp 1,7 miliar.
Merasa tertipu, puluhan warga pun ramai-ramai melaporkan RW ke Mapolres Gresik, pada Senin (4/11/2024) atas tuduhan penggelapan.
Santoso Koordinator laporan warga yang menjadi arisan bodong, mengungkapkan, bahwa rata-rata kerugian dari masing-masing korban mencapai Rp 21 juta.
“Kalau saya sendiri punya dua slot, dan saudara saya juga sama dua slot. Satu slotnya setiap minggu bayar Rp 150 ribu. Perkiraan kerugian saya dan saudara saya Rp 84 juta,” ungkapnya, di Mapolres Gresik, Senin (4/11/2024).
Menurut dia, dari 140 orang yang ikut arisan tersebut, ada 82 yang belum terbayar. Padahal setiap minggu arisan tersebut dikocok.
“Setiap minggu dikocok, teranyata yang dapat nama fiktif,” ujarnya.
Dalam pembayaran arisan itu, lanjut dia, ada melalui transfer atau mendatangi rumah terlapor. Sebagian dari warga yang mengikuti arisan itu, merupakan costumer terlapor. Karena sebelumnya, dia (Terlapor) menjadi agen produk Herbal Life.
“Mula-mula arisan nasabah, berlanjut ke arisan warga sekitar lainnya. Arisan ini sudah berjalan sejak 2021, sekitar 3 tahunan. Dengan kerugian sampai dengan 1,7 M,” sambungnya.
Selain desa setempat, warga desa lain juga ada yang menjadi korban. Yakni dari Desa Sekapuk, Cangaan, Bolo, Kecamatan Ujungpangkah.
Sebelum adanya pelaporkan ke polisi para warga desa telah berusaha melakukan mediasi dengan terlapor, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dibuat terlapor, ia menjanjikan akan melunasi dana arisan dalam waktu tiga bulan.
Dengan rencana menjual aset untuk membayar kerugian. Namun, janji tersebut belum dipenuhi, dan warga pun merasa dirugikan.
Hingga berita ini ditulis, para korban masih menjalani proses pelaporan di Mapolres Gresik, berharap keadilan dan pengembalian dana mereka yang hilang akibat penipuan ini.
Kasus ini menjadi perhatian luas di kalangan warga, yang kini lebih waspada terhadap praktik arisan yang tidak transparan.