GresikSatu | AM Seorang remaja wanita asal Bandung membuat heboh jagat media sosial setelah menceritakan kisah pilunya. Dalam unggahannya, ia mengaku menjadi korban kekerasan seksual dan penganiayaan oleh kekasihnya, AR seorang pria asal Duduksampeyan Gresik.
Kasus ini pertama kali viral di akun pribadi korban. Disana ia telah menceritakan berbagai penganiayaan yang didapat oleh pacaranya. Mulai dari ditonjok, diludahi, dipikul, ditendang hingga dilempar.
Akibatnya korban mengalami sejumlah luka di bagian tubuhnya. Tidak hanya itu, korban juga mengaku mendapatkan kekerasan seksual. Serangkaian kasus penganiayaan itu dilakukan terduga pelaku sampai beberapa kali. Sampai akhirnya korban memberanikan diri lapor ke polisi.
Penganiayaan yang diterima korban dipicu karena lantaran AM menegur dan melarang AR untuk menceritakan tubuhnya kepada teman-temannya. Namun yang terjadi malah sebaliknya, AR malah memberontak dan berperilaku kasar kepada korban.
“Pernah sempat saya bilang mau putus, tapi saya luluh karena dia janji akan berubah,” lanjut AM, Minggu (19/1/2025).
Seiring berjalannya waktu, keduanya sering terlibat cekcok mulut hingga membuat AR kesal. Terlebih, ketika AM lebih prosesif terhadap AR lantaran ia tak ingin AR membicarakan hal yang tak semestinya ia ceritakan kepada teman-temannya.
“Saya prosesif itu karena laki-laki yang saya cintai harusnya menjaga kehormatan saya, malah menceritakan hal-hal yang merendahkan saya kepada teman-temannya,” tuturnya.
Semenjak itu, AR kerap menganiaya AM hanya karena masalah sepele. Terutama saat berbeda pendapat hingga saat adu mulut.
“Semenjak itu, saya kerap mendapat siksaan darinya. Hal itu membuat saya depresi hingga trauma,” bebernya.
Seiring waktu, hubungan antara AM dan AR semakin sering diwarnai perdebatan yang berujung pada emosi AR yang memuncak. Kondisi ini diperparah oleh sikap AM yang merasa perlu melindungi privasinya setelah mengetahui AR sering menceritakan hal-hal pribadi tentang dirinya kepada teman-temannya.
Situasi tersebut membuat AR mulai menunjukkan tindakan kasar terhadap AM, bahkan karena persoalan sepele. Kekerasan yang diterima AM mencakup berbagai bentuk kekerasan fisik.
“Dia sering mendorong saya, melempar hingga saya terbentur tembok, memukul bagian mata dan leher, menjambak rambut, bahkan pernah melempar saya dari motor. Dia juga menendang perut saya sampai saya muntah-muntah. Semua itu membuat saya depresi dan trauma berat,” ujar AM sambil menangis.
AR menyebut bahwa keluarganya bersama AM sempat menjalani beberapa kali mediasi. Namun, dalam pertemuan tersebut, keluarga AR justru mengancam akan melaporkan AM balik dengan tuduhan dirinya gila.
“Di mediasi ketiga, mereka malah mengancam akan melaporkan saya dengan alasan saya dianggap gila. Sejak saat itu, kondisi mental saya semakin memburuk. Saya jadi depresi berat, tidak tahu harus berbuat apa, dan bahkan sulit menjalani aktivitas sehari-hari,” ungkap AM dengan nada sedih.
Dalam kondisi putus asa, AM akhirnya memberanikan diri mengunjungi Kantor Balai Perlindungan Perempuan dan Anak (KBPPPA) Kabupaten Gresik untuk mendapatkan dukungan dan bantuan psikologis. Di sana, ia diarahkan untuk melaporkan semua kejadian yang dialaminya ke Polres Gresik.
“Karena merasa tidak punya pilihan lain, saya memutuskan untuk mengunggah pengalaman saya ke media sosial pada 24 Desember 2024. Selain itu, saya juga sudah membuat laporan resmi ke Polres Gresik,” tutupnya.